Dua universitas mengadaptasi program pelatihan SCORE ILO untuk terus meningkatkan UMKM Indonesia

Dua mitra pelaksana program Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan (SCORE) ILO di Indonesia telah mengadaptasi dan memodifikasi program pelatihan SCORE untuk menjaga keberlanjutannya dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

News | Jakarta, Indonesia | 10 January 2022
Pengusaha mikro Indonesia (c) Antara News/Maulana Surya
APP Politeknik Jakarta dan Parahyangan University (Unpar) melanjutkan implementasi program Kesinambungan Daya Saing dan Tanggung Jawab Perusahaan (SCORE) ILO setelah serah terima program Desember lalu. Universitas-universitas ini telah mengadaptasi dan memodifikasi program pelatihan SCORE sebagai upaya berkelanjutan dalam membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar dapat bertahan hidup melalui pandemi COVID-19.

Setelah mengubah strategi penjualan mereka dan memilih untuk membuka penjualan melalui penjualan Kembali, beberapa perusahaan telah menyaksikan peningkatan pendapatan sebesar 300 persen. Bahkan satu perusahaan mampu menghemat biaya hingga 100 juta rupiah per tahun berdasarkan inisiatif yang dilakukan oleh staf produksi perusahaan."

Fajria Fatmasari, Kepala APP Politeknik Inkubator Bisnis Jakarta
APP Poliktenik Jakarta telah membuat program iCare, program adaptasi yang menggabungkan tiga program pelatihan SCORE sebagai modul rujukan: SCORE Plus, SCORE Business Continuity Program (BCP) dan SCORE Hospitality Coaching (HoCo). Untuk memperluas layanannya, program iCare telah memasukkan bidang pelatihan yang berbeda terkait bisnis perhotelan dan ritel sebagai upaya meningkatkan layanan pelanggan mereka.

“Program iCare yang diadaptasi ini dilaksanakan dalam waktu 4-6 bulan, diawali dengan program sosialisasi untuk UKM yang direkomendasikan kepada kami oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kota Jakarta Selatan,” jelas Fajria Fatmasari, Kepala APP Politeknik Inkubator Bisnis Jakarta.

Setelah penilaian awal terkait kondisi perusahaan saat ini, UKM yang berpartisipasi mengikuti serangkaian program pelatihan dan konsultasi bisnis yang berfokus pada peningkatan strategi pemasaran dan layanan pelanggan. Penilaian awal tersebut menemukan bahwa tantangan utama bisnis yang dihadapi meliputi catatan penjualan yang stagnan dan pendapatan yang menurun.

Hingga saat ini, program iCare telah menjangkau 20 UKM yang 50 persennya telah mengalami peningkatan pendapatan dan 30 persen berhasil melakukan penghematan waktu melalui manajemen tata letak yang lebih baik dan penerapan modul 5S.

“Setelah mengubah strategi penjualan mereka dan memilih untuk membuka penjualan melalui penjualan Kembali, beberapa perusahaan telah menyaksikan peningkatan pendapatan sebesar 300 persen. Bahkan satu perusahaan mampu menghemat biaya hingga 100 juta rupiah per tahun berdasarkan inisiatif yang dilakukan oleh staf produksi perusahaan,” tambah Fajria.

Program iCare APP Politeknik Jakarta
Sebagai sebuah universitas di bawah Kementerian Perindustrian, APP Politeknik Jakarta juga telah menyesuaikan modul-modul mereka pada 2020 untuk menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat kampus dan diintegrasikan dalam kurikulum. “Kami telah menerapkan SCORE Plus sejak 2019 dan kami ingin melibatkan mahasiswa kami dalam program ini,” tutup Fajria.

aterinya kami sesuaikan, tapi inti dari modul masih tetap mencerminkan program pelatihan SCORE. Modulnya kami buat lebih sederhana dan kami tambahkan materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka."

Triyana Iskandarsyah, Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Fakultas Ekonomi UNPAR
Sementara itu, Universitas Parahyangan (Unpar) di Bandung, Jawa Barat, telah mengadaptasi modul Pelatihan SCORE ke dalam modul dan program pelatihan SCORE Unpar sendiri. Modul adaptasi berfokus pada usaha mikro.

“Materinya kami sesuaikan, tapi inti dari modul masih tetap mencerminkan program pelatihan SCORE. Modulnya kami buat lebih sederhana dan kami tambahkan materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Ketua Program Studi Pascasarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Unpar, Triyana Iskandarsyah.

Hingga saat ini, program ini telah melatih dan mendampingi sekitar 40 perusahaan manufaktur dan jasa. Selain kerja sama di tempat kerja, bahan baku berkelanjutan dan perbaikan tempat kerja, program ini juga memberikan sesi tentang bagaimana memaksimalkan penggunaan media sosial dan pelantar daring untuk meningkatkan usaha mereka.

Program SCORE UNPAR Plus
Program ini telah membantu UKM yang mengalami penurunan penjualan akibat dampak pandemi. UKM yang berpartisipasi dapat mengembangkan usaha dengan memasarkan produk mereka secara daring dan membuat tampilan daring yang menarik mulai dari fotografi dan pembuatan kata-kata hingga penggunaan tautan daring serta akun media sosial yang relevan.

“Kami juga menawarkan program pelatihan ini secara daring sehingga semakin banyak usaha mikro dan kecil yang saat ini dapat mengakses dan mendapatkan manfaat dari program ini,” Triyana menambahkan sekitar 20 dosen telah aktif terlibat dalam program ini.

Program ini juga terintegrasi sebagai pelengkap bidang studi manajemen. “Program ini menjelaskan prosedur untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas produk dan efisiensi produksi tanpa biaya yang besar. Ini merupakan nilai penting yang harus menjadi bagian dari program studi kita,” tutup Triyana.