Kaum muda Indonesia antusias mengikuti kelas pembuatan film pendek terkait isu K3
Sejalan dengan penyelengaraan Kompetisi Video Semenit (KOVID), ILO menyelenggarakan dua kelas pembuatan film pendek terkait isu keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk mendorong penyebarluasan informasi yang dapat memutus mata rantai penularan COVID-19.
Pencegahan COVID-19 bukan sekedar untuk menangani penyebaran virus, tapi juga menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran mengenai K3 di seluruh lapisan masyarakat. Sudah saatnya kita menjadi masyarakat yang berbudaya K3 dalam segala aspek kehidupan."
Abdul Hakim, manajer proyek Pencegahan COVID-19 di Tempat Kerja ILO
“Pencegahan COVID-19 bukan sekedar untuk menangani penyebaran virus, tapi juga menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran mengenai K3 di seluruh lapisan masyarakat. Sudah saatnya kita menjadi masyarakat yang berbudaya K3 dalam segala aspek kehidupan,” ujar Abdul Hakim, manajer proyek Pencegahan COVID-19 di Tempat Kerja ILO.
Kelas pertama dengan Nia Dinata digelar pada 1 Desember menjelaskan proses pembuatan film pendek mulai dari mencari ide yang dapat memberikan pengalaman menonton yang unik bagi publik, menyusun struktur cerita, memilih lokasi syuting, persiapan alat-alat untuk mengambil gambar dan suara serta tahap akhir pasca-syuting.
Nia pun mengisahkan dampak pandemi COVID-19 terhadap industri perfilman nasional. Penutupan bioskop menyebabkan banyak film yang batal ditayangkan dan tertunda proses produksinya.
Persiapan produksi sudah kami siapkan sebelum COVID-19, jadi kita harus menggunakan protokol kesehatan dan manajemen risiko K3 sebaik-baiknya agar semua kru, aktor hingga sopir produksi dan petugas katering bisa aman dan tidak saling menularkan."
Nia Dinata, sutradara ternama Indonesia
"Persiapan produksi sudah kami siapkan sebelum COVID-19, jadi kita harus menggunakan protokol kesehatan dan manajemen risiko K3 sebaik-baiknya agar semua kru, aktor hingga sopir produksi dan petugas katering bisa aman dan tidak saling menularkan. Bukan hal yang mudah, tapi semua lini harus kita perhatikan. Tenaga kesehatan juga dihadirkan di lokasi syuting," tutur Nia.
Kendati protokol kesehatan ini meningkatkan biaya tak terduga dalam proses produksi, Nia menegaskan bahwa kesehatan para kru dan pekerja merupakan sebuah investasi untuk memastikan produksi tetap bisa berjalan dengan baik dan tepat waktu.
Ia pun menilai kegiatan Masterclass ini bermanfaat untuk membekali kreativitas dan keterampilan kaum muda semasa pandemi. Agar dapat mengikuti cepatnya perubahan dalam dunia kerja, kaum muda perlu terus meningkatkan keterampilan dan dunia konten kreator saat ini banyak membuka peluang untuk berkarya.
Kelas kedua bersama Nusa Teguh pada 8 Desember lebih terfokus pada teknik-teknik pembuatan konten video menggunakan smartphone. Dengan lugas, Nusa berbagi pengalamannya dari teknik dasar pengambilan video hingga mengedit konten video.
“Di era digital seperti saat ini video sudah menjadi kebutuhan. Entah hanya untuk mencari hiburan, mendapatkan informasi, atau bahkan untuk keperluan pekerjaan dan pembelajaran di masa pandemi seperti sekarang,” ungkap Nusa.
Tidak berbeda dengan kondisi sekarang di mana konten kreator harus tetap kreatif dan produktif di tengah keterbatasan pandemi ini."
Nusa Teguh, seorang YouTuber asal Pekalongan, Jawa Tengah
Kegiatan masterclass dengan kehadiran Nia Dinata dan Nusa Teguh diharapkan dapat mendorong kreativitas para peserta untuk ikut serta dalam KOVID dengan mengangkat berbagai isu K3 dalam lingkungan kerja dan kehidupan demi memutus mata rantai penularan COVID-19.
KOVID terbuka umum dengan total hadiah mencapai Rp 85 juta. Dibuka pada Senin, 15 November 2021, para peserta memiliki waktu selama dua bulan untuk mengumpulkan hasil karya hingga tanggal 15 Januari 2022. Pemenang acara ini diumumkan pada 3 Februari 2022 dengan dewan juri: Nia Dinata, sutradara film nasional, Dr. Indah Tjahjawulan, Rektor Institut Kesenian Jakarta dan Adrian Jonathan Pasaribu, pengamat film & Pemimpin Redaksi Cinema Poetica.