Diumumkan, pemenang Kompetisi Koreografi Tari Bahasa Isyarat pertama
Show Your Sign dirancang bersama oleh PBB di Indonesia dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), dengan kemitraan bersama Asosiasi Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) dan Pusat Bahasa Isyarat yang berafiliasi di Indonesia (Pusbisindo).
Rezza Zimah, aktor dari Jakarta yang memiliki gangguan pendengaran, telah memenangkan kompetisi Show Your Sign perdana PBB di Indonesia, kontes koreografi tari bahasa isyarat yang diluncurkan PBB dan organisasi mitranya menjelang Hari Penyandang Disabilitas Internasional pada 3 Desember
"Saya banyak berlatih di depan cermin, dan istri saya juga membantu," kata Rezza saat acara penyerahan penghargaan secara daring pada 9 Desember, menjelaskan bahwa dia memilih untuk merancang koreografi lagu hit Justin Beiber 2020 Intentions karena "lagu ini membuatku merinding. Musiknya sangat ceria dan saya bisa merasakan bassnya.”
Dibuka pada awal November, kontes Show Your Sign meminta pengguna media sosial Indonesia membuat koreografi orisinil untuk satu dari sepuluh lagu yang telah dipilih sebelumnya, menggunakan bahasa isyarat. Kegiatan ini dirancang bersama oleh PBB di Indonesia dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), dengan kemitraan bersama Asosiasi Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) dan Pusat Bahasa Isyarat yang berafiliasi di Indonesia (Pusbisindo).
“Saya mengucapkan selamat kepada Rezza dan semua peserta yang telah membuat postingan yang begitu menarik di Show Your Sign,” kata Valerie Julliand, Resident Coordinator PBB di Indonesia. “Rasa kegembiraan dan kreativitas sangat terasa di banyak video. Menjangkau ribuan orang, video-video ini memberikan kontribusi yang signifikan untuk mempopulerkan bahasa isyarat Indonesia.”
Selain Rezza yang meraih hadiah utama sebesar Rp5 juta, juri juga memberikan hadiah kedua dan ketiga kepada Andri Indarwan yang menciptakan koreografi bahasa isyarat untuk lagu Manusia Kuat oleh Tulus dan Nenna Phanuela (Athena Limbong), yang berjoget dengan ibunya di Dancing Queen oleh ABBA. Satu Reel Instagram, diposting oleh komedian tunarungu yang bermukim di Bali Wayan Mindra, menerima lebih dari 1.600 suka dan telah ditonton lebih dari 37.000 kali.
Dalam merancang koreografi yang membuatnya menang, Rezza mengatakan bahwa ia mencoba mengikuti ritme musik dan terutama suara bas. Salah satu tantangannya adalah menyampaikan makna lirik secara ringkas: “Saya mencoba memahami lirik dengan baik dan kemudian berupaya memikirkan bagaimana meminimalkan gerakan karena liriknya mengandung banyak kata,” kata Rezza.
Gangguan pendengaran adalah gangguan yang paling umum di antara penyandang disabilitas berat di Indonesia, mendorong PBB di Indonesia untuk fokus mempopulerkan bahasa isyarat di antara inisiatif lain di seputar Hari Penyandang Disabilitas Internasional tahun ini.
Dalam sebuah wawancara dengan Kepala Pusbisindo Laura Lesmana Wijaya, Kepala Koordinator PBB Indonesia menjelaskan bahwa pengalaman terputus dari jejaring normal selama pandemi mendorong PBB untuk terfokus pada orang-orang dengan gangguan pendengaran untuk kampanye tahun ini. “Kami tidak dapat melihat orang-orang yang kami cintai, orang-orang yang bekerja dengan kami. Satu-satunya hal yang kami miliki adalah layar untuk berkomunikasi, "kata Julliand dalam wawancara tersebut, "kita perlu memastikan semua orang, baik yang memiliki abilitas (kemampuan) maupun disabilitas apapun, tetap dapat berkomunikasi."
Julliand menambahkan bahwa PBB di Indonesia memanfaatkan momentum di seputar bahasa isyarat, yang dirangkum oleh penampilan grup K-Pop BTS baru-baru ini dari sebuah lagu yang mencakup koreografi bahasa isyarat di Majelis Umum PBB.
Wijaya, Kepala Pusbisindo, mengatakan Show Your Sign telah berhasil menjangkau ribuan orang, “tetapi kami ingin menjangkau lebih banyak orang lagi sehingga kami dapat berdiri lebih kuat dan memastikan kesadaran yang lebih besar dari segala bentuk diskriminasi dan menghentikannya sekarang juga.”
Penelitian terkait pengalaman penyandang disabilitas di Indonesia kurang dilakukan. Namun sebuah studi yang dilakukan oleh ILO yang dijadwalkan untuk diterbitkan tahun depan menunjukkan bahwa dari penyandang disabilitas di Indonesia yang saat ini berada dalam angkatan kerja masih kurang dari setengahnya.
Penyandang disabilitas di Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, sekitar 75 persen hanya tamat SD. Dan mereka yang dipekerjakan sebagian besar bekerja di sektor informal, dengan kesenjangan gaji yang besar dibandingkan dengan pekerja tanpa disabilitas. Secara global, penyandang disabilitas telah terkena dampak secara tidak proporsional oleh pandemi COVID-19 dan dampak sosial-ekonominya.
PBB dan ILO mengadvokasi pendekatan berbasis hak asasi manusia untuk disabilitas. Ini berarti bahwa alih-alih masyarakat menganggap penyandang disabilitas sebagai obyek filantropi yang membutuhkan intervensi medis, masyarakat harus fokus menghilangkan hambatan yang dapat mencegah penyandang disabilitas mewujudkan potensi mereka dan yang merampas hak asasi yang melekat pada mereka.
Lebih dari 40 staf PBB dari ILO di Indonesia baru-baru ini mendaftar di kelas bahasa isyarat yang disediakan oleh Pusbisindo. Tahun depan, PBB di Indonesia juga meluncurkan inisiatif inklusi disabilitas di seluruh Badan PBB terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia yang lebih inklusif, termasuk perekrutan penyandang disabilitas, peningkatan aksesibilitas digital, dan peningkatan aksesibilitas fisik bagi penyandang disabilitas.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Show Your Sign dan untuk melihat semua entri kompetisi, cari #ShowYourSign di Instagram
Untuk informasi lebih lanjut tentang Perhimpunan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia, Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia: https://www.gerkatin.org/
Untuk informasi lebih lanjut tentang Pusat Bahasa Isyarat di Indonesia, Pusat Bahasa Isyarat Indonesia: https://pusbisindo.org/