Dibekali dengan keterampilan manajemen, penyelenggara acara pemula sukseskan peluncuran destinasi wisata baru

Program kerja sama ILO dan Pemerintah Inggris membekali masyarakat pesisir di Indonesia dengan pengetahuan, keterampilan dan perangkat untuk membantu mereka memanfaatkan peluang pariwisata.

News | 02 December 2021
Roy Saladi di menyambut para pengunjung di jembatan bakau yang ramah lingkungan di Desa Tiwoho.©ILO
Jembatan bakau nan indah dan ramah lingkungan di Provinsi Sulawesi Utara ini mencuri perhatian banyak orang – termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, yang juga turut mendukung inisiatif ini - dan menunjukkan potensi bisnisnya berkat peluncuran yang didalangi oleh para penyelenggara acara pemula yang terdiri dari sekitar 30 orang, termasuk anak muda.

Dari memproduksi dan menampilkan video tentang jembatan bakau hingga melakukan reportase langsung saat peluncuran, masyarakat desa ini memperkenalkan jembatan bakau sepanjang 200 meter kepada dunia, menawarkan destinasi wisata baru di Sulawesi Utara, sebuah provinsi yang terkenal akan pariwisata maritim dan rumah bagi Taman Nasional Bunaken, lokasi menyelam paling terkenal di Indonesia.

Roy Saladi, mantan pegawai agen perjalanan berusia 32 tahun, menjadi salah satu penyelenggara. Pandemi COVID-19 berdampak berat bagi industri pariwisata hingga Roy terpaksa dirumahkan.

“Tidak ada satupun di antara kami yang berpengalaman menyelenggarakan acara, apalagi peluncuran yang melibatkan para petinggi (seperti ini),” kata Roy yang juga merupakan Ketua Karang Taruna di Desa Tiwoho.

Kami sekarang dapat meningkatkan pendapatan kami melalui penjualan tiket hingga 500%."

Roy Saladi, Ketua Karang Taruna di Desa Tiwoho
Acara peluncuran yang dilakukan dengan memadukan acara secara langsung di lokasi dengan melalui Zoom, merupakan hasil dari persiapan berminggu-minggu menggunakan pengetahuan, keterampilan dan perangkat yang mereka dapatkan dari lokakarya manajemen festival yang diselenggarakan dan difasilitasi sebulan sebelumnya oleh Skills for Prosperity (SfP-Indonesia) – sebuah inisiatif oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dengan dukungan dana dari Pemerintah Inggris.

Selama empat hari pelatihan, mereka dibekali dengan keterampilan manajemen dan belajar tentang membuat ide festival, menetukan konsep acara, memilih panitia, membuat anggaran, menyusun proposal sponsor serta memastikan pelaksanaan setiap detil pelaksanaan.

“Saya tidak percaya kami bisa melakukan ini!” tambahnya. “Acara ini memberi kesempatan kami untuk belajar dan membuktikan bahwa kami bisa melakukan sesuatu di luar kebiasaan. Ini meningkatkan kepercayaan diri kami berkali lipat dari sebelumnya.”

Bagi Roy, jembatan bakau ini tidak hanya mendatangkan pendapatan bagi masyarakat setempat tetapi juga perubahan yang positif.

“Sebelum pandemi, anak muda di desa kami banyak yang hidupnya berantakan. Mereka banyak yang menganggur dan mempunyai kebiasaan buruk seperti mabuk, merokok, kecanduan permainan dan lainnya,” ujar Roy.

“Ketika saya memimpin Karang Taruna, visi saya adalah menciptakan kegiatan yang bisa menghasilkan pendapatan untuk mereka,” jelas Roy. “Kami sekarang dapat meningkatkan pendapatan kami melalui penjualan tiket hingga 500%. Kami juga menjalankan bisnis café sebagai sumber pemasukan lain.”

Desa Tiwoho berlokasi di Kabupaten Minahasa Utara.

Pemerintah desa telah mengucurkan lebih dari Rp 75 juta (sekitar US$ 5.262) dana desa untuk pembangunan jembatan. Sisanya berasal dari kontribusi warga.

Dikelola oleh anak muda dan Badan Usaha Milik Desa atau BUMDES, jembatan bakau ini menawarkan pengalaman wisata yang memungkinkan pengunjung untuk menikmati hutan bakau, melihat matahari terbenam dari atas bukit dan memacu adrenalin dengan paralayang.

Peluncuran jembatan bakau ini dihadiri tokoh penting secara daring seperti Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; serta pemangku kepentingan internasional dan perwakilan Kedutaan Inggris serta Bupati Minahasa Utara. Lebih dari 30 peserta hadir secara luring dan 126 peserta lain bergabung secara daring.

Saya berharap pembukaan jembatan bakau di Desa Tiwoho dapat menjadi contoh penerapan ekowisata di Indonesia."

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sandiaga memuji keunikan jembatan yang dibangun dari kayu, bambu dan material ramah lingkungan lainnya.

“Ekowisata ini akan menjadi destinasi baru yang atraktif selaras dengan tren gaya hidup berkelanjutan seraya menghasilkan pendapatan bagi warga setempat,” kata Sandiaga.
“Saya berharap pembukaan jembatan bakau di Desa Tiwoho dapat menjadi contoh penerapan ekowisata di Indonesia,” tambahnya.

Lokakarya manajemen festival merupakan bagian dari seri pelatihan pengembangan ekonomi lokal yang difasilitasi oleh SfP-Indonesia sejak November 2020 dengan dukungan dari mitra setempat. Pelatihan ini meliputi manajemen keuangan, usaha desa, bisnis ramah lingkungan, manajemen homestay dan manajemen festival yang diberikan untuk warga desa Tiwoho dan Budo serta mahasiswa dan pengajar universitas setempat. Pembangunan jembatan bakau merupakan inisiatif yang dilakukan dari hasil pelatihan ini.

Pengembangan ekonomi lokal merupakan bagian dari usaha SfP-Indonesia dalam meningkatkan keterampilan dan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia.

Mary Kent, Kepala Penasihat Teknis SfP-Indonesia mengatakan, “Program di Desa Tiwoho dilakukan dengan cara yang unik untuk mengembangkan keterampilan kerja, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan layak di bidang pariwisata. Kami akan terus mendukung dengan pelatihan lanjutan dalam hal pengembangan produk yang berkelanjutan.”